Di tengah arus modernisasi yang terus melanda, sebuah pementasan wayang kulit tradisional menjadi sorotan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam upaya melestarikan budaya lokal, kelompok seni tradisional “Budaya Warisan Nusantara” menggelar pertunjukan wayang kulit yang menarik perhatian masyarakat setempat.
Pementasan wayang kulit yang digelar di alun-alun Bantul tersebut berhasil menarik perhatian ribuan penonton dari berbagai kalangan. Tak hanya warga setempat, tetapi juga wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah tersebut turut menyaksikan pertunjukan yang dipandu oleh dalang terkenal, Ki Anom Suroto.
Dalang Ki Anom Suroto mengatakan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya leluhur. “Wayang kulit adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. Dengan mempertahankan tradisi ini, kita tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda,” ungkapnya.
Selain sebagai sarana hiburan, pertunjukan wayang kulit juga dipandang sebagai media pendidikan yang efektif. Melalui cerita-cerita yang disampaikan dalam pertunjukan, masyarakat dapat belajar tentang moral, etika, dan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun.
Kehadiran pertunjukan wayang kulit ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk kembali mengapresiasi dan mendukung budaya lokal mereka. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup modern, pelestarian budaya menjadi tantangan yang semakin besar, namun upaya seperti ini membuktikan bahwa kecintaan terhadap warisan budaya tetap kuat di kalangan masyarakat.
Dengan adanya dukungan yang terus-menerus dari berbagai pihak, diharapkan tradisi pementasan wayang kulit dan kegiatan seni budaya lainnya dapat terus berkembang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lokal, serta tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke daerah tersebut.