SAMPIT, skipatroli.com,– Tukang parkir SPBU jalan Samekto dan Jalan Cilik Riwut diduga sering memalak para sopir Plangsiran BBM Solar.
Saat ditemui wartawan, salah satu tukang parkir diduga keceplosan dan mengatakan jika dirinya harus setor ke anggota aparat penegak hukum.
Dirinya mengaku memintai uang parkir sebesar Rp200 ribu kepada sopir yang mau mengisi solar. Jika sang sopir tidak bayar, maka disuruh keluar.
“Uangnya gak makan sendiri kok setor juga ke aparat polisi,” demikian pengakuan tukang parkir.
Sementara seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa yang dikatakan itu hanya rekayasa dengan menuding aparat kepolisian.
“Polisi dikambinghitamkan bahwa uang yang Rp200 ribu dibagi-bagi dengan aparat kepolisian, itu tidak benar. Itu hanya rekayasa preman agar mereka mudah cara menagih kepada pemilik kendaraan, dan para preman bisa leluasa berbuat seolah olah pihak kepolisian jadi becking mereka. Padahal tidak begitu,” paparnya.
Berdasarkan pantauan para media di SPBU, hanya merupakan ladang pungli para preman berbuat semaunya dan harapan warga pekerjaan semacam ini agar dibubarkan dan ditertibkan sampai ke jalan Raya Red di seluruh Kotim.
Berdasarkan sebuah video yang beredar, seorang warga Kota Sampit mengaku dipalak preman Rp200 ribu saat antre hendak membeli solar di SPBU Samekto Baamang Kotim. Uang Rp200 ribu itu biaya bayar parkir selama antrian isi solar di SPBU tersebut.
Selain dari biaya isi solar, dalam video tersebut terlihat dua pria ini mengatakan uang Rp 200 itu bukan dimakan sendiri, tapi untuk dibagi-bagi ke aparat kepolisian, Polres Kotim, Satuan Shabara dan SPKT serta polsek.
Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari aparat kepolisian atas pengakuan para preman ini yang mengaku setor ke polisi, dan sopir truk ini juga mengeluhkan aksi pemalakan, sebab dirinya punya bercode untuk mengisi solar. (Sr)